
Kalender Hijriyah diberlakukan di Indonesia digunakan sebagai pendamping kalender yang resmi digunakan yaitu Kalender Syamsiyah atau sering disebut kalender Masehi atau kalender umum. Berbeda dengan kalender umum yang ditetapkan berdasarkan peredaran Bumi mengelilingi Matahari maka Kalender Hijriyah ditetapkan berdasarkan peredaran Bulan mengelilingi Bumi maka sering juga disebut sebagai Kalender Komariyah. Masuknya awal bulan dalam kalender Hijriyah ditentukan berdasarkan fenomena fase Bulan yang disebut Hilal. Hilal adalah fase Bulan Sabit terkecil saat Matahari terbenam setelah terjadinya ijtimak atau konjungi Bulan-Matahari atau disebut Bulan Mati. Dalam bahasa astronomi fase Bulan Mati disebut sebagai New Moon. Ada banyak metode dan kriteria yang digunakan di Indonesia terkait kapan masuknya awal setiap bulan Hijriyah ini. Metode yang berkembang pada umum adalah metode Hisab, Rukyah dan gabungan Hisab-Rukyat serta ada juga yang menggunakan metode lain seperti fenomena pasang-surut air laut bahkan metode sripiritual. Sedangkan kriteria Hilal yang digunakan juga bermacam-macam ada yang parameter ketinggian, elongasi, umur, iluminasi dan parameter lainnya. Inilah yang akhirnya menyebabkan penetapan awal Bulan Hijriyah di Indonesia sering menjadi masalah karena terjadi beda hari.