
Mizwala pada dasarnya adalah sebuah sundial (bahasa arab: mizwala, bahasa indonesia: bencet/jam matahari). Sundial, merupakan penunjuk waktu berdasarkan posisi matahari. Alat ini terdiri dari 3 komponen utama, yaitu:
1. Gnomon sebagai pembentuk bayangan
2. Bidang dial sebagai tempat bayangan
3. Kurva waktu sebagai penanda waktu dari bayangan yang dibentuk gnomon pada bidang dial.
Sundial sendiri dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk: Sundial horizontal, sundial vertikal, sundial polar dan sundial silinder.
Mizwala qibla finder (lebih sering disebut Mizwala saja) ditemukan oleh Hendro Setyanto M.Si pada muktamar NU ke XXXII tahun 2010. Alat ini ditemukan ketika ia memberikan pelatihan pengukuran arah kiblat di Makassar. Perangkat ini merupakan modifikasi dari tongkat istiwa’ hal yang dimodifikasi adalah:
1. Menjadikan bidang dial sebagai bidang dial putar
2. Menambahkan skala 360 derajat pada bidang dial putar
3. Menambahkan bidang dudukan sebagai pengatur (level) mizwala
Mizwala merupakan sundial karena sama-sama memiliki 3 unsur utama sundial (gnomon, bidang dial dan kurva waktu) serta memanfaatkan bantuan sinar matahari untuk membuat bayangan. Sedangkan, dikatakan modifikasi dari tongkat istiwa’ pada awalnya perangkat/instrumen yang digunakan untuk menunjukkan arah kiblat adalah tongkat istiwa’, ‘benang merah’ antara tongkat istiwa’ dengan mizwala adalah sama-sama perangkat yang berfungsi untuk menunjukkan arah kiblat
Secara sederhana, alat ini dibuat untuk memudahkan umat muslim dalam menunjukkan arah kiblat yang tidak dapat dipisahkan dari ibadah shalat.