
Utusan negara-negara yang tergabung pada MABIMS (Menteri-Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) menggelar Muzakarah dan Takwim Islam di Baitul Hilal Teluk Kemang Malaysia. Pertemuan yang berlangsung dari 2 4 Agustus ini mengagendakan sejumlah pembahasan, antara lain perbaikan kriteria imkanur rukyat MABIMS, Proses Imaging dalam rukyatul hilal menurut prespektif syara, serta kalender Hijriyah Global.
Delegasi Indonesia yang hadir dalam pertemuan ini ada 4 orang, yaitu Mohammad Thambrin (Ketua), dengan anggota: Ahmad Gunaryo, Nurkhazin, dan Ismail Fahmi. Dari Malaysia ada 6 orang bersama beberapa mufti dan pakar falak, Brunei 3 orang, dan Singapura 2 orang.
Dalam kesempatan itu, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Mohammad Thambrin yang juga ketua delegasi Indonesia menyempaikan pesan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin bahwa ada tiga hal yang harus dilakukan dalam upaya penyusunan kalender globar. Ketiga hal itu mencakup adanya otoritas tunggal, adanya kriteria yang disepakati, serta wilayatul hukmi yang disepakati.
Terkait kriteria penentuan awal bulan, Indonesia mengusulkan agar tinggi hilal pada kisaran 4 derajat elongasi 7 derajat. Usulan Malaysia, tinggi hilal 3 derajat elongasi 5 derajat. Singapura mengusulkan elongasi 6,4 derajat. Sedangkan Brunei, usulannya adalah tinggi hilal 6 derajat dan umur hilal 19 jam. Setelah musyawarah, akhirnya disepakati bahwa kriteria penentuan awal bulan adalah tinggi hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.
Rapat muzakarah MABIMS inijuga menyepakati bahwa implementasi atas kesepakatan ini di negara masing-masing akan mulai dilaksanakan pada tahun 2018. Sebab, hasil kesepakatan muzakarah ini akan dibahas ulang di tingkat SOM atau Menteri Agama MABIMS untuk diambil keputusan bersama. (Sumber : www.kemenag.go.id)