Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Ilmu Falak (LP2IF) Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) berkesempatan mengikuti Temu Ahli Hisab Rukyat Nasional dihadiri para pakar nasional dan pemerhati ilmu falak perwakilan ormas, akademisi dan lembaga. Pertemuan berlangsung di Jakarta dari tanggal 29 Februari sd 1 Maret 2024. Semoga pertemuan ini menghasilkan keputusan-keputusan yang strategis untuk kebaikan umat bersama.
Acara dibuka oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Islam Kemenag, Kamaruddin Amin, berharap pertemuan ini bisa menghasilkan kebijakan serta keputusan pada sejumlah agenda keberagamaan di Indonesia. “Kami berharap pertemuan ini semakin memperkuat hubungan pemerintah dan masyarakat terkait sejumlah kebijakan yang akan dikeluarkan Kemenag, khususnya dalam penentuan waktu-waktu ibadah,” paparnya saat membuka acara Pertemuan Ahli Hisab dan Rukyat, Kamis (29/2/24). Dirjen mengatakan, kebijakan Kemenag terkait layanan keagamaan di Hisab Rukyat sangat bergantung dari rekomendasi dan saran dari para pakar yang hadir. “Kebijakan dan keputusan yang akan diambil pemerintah tentu sangat bergantung dari rekomendasi dan saran dari tim pakar ahli hisab rukyat ini,” imbuhnya.
Ia meminta agar pakar falak juga bisa menjadi inspirator bagi anak-anak muda untuk belajar ilmu falak. “Ahli falak ini di Indonesia tidak banyak peminatnya, mari bersama-sama kita pastikan keahlian bidang falak ini semakin diminati anak-anak muda,” ungkapnya. Dirjen menyebut, pihaknya akan terus melakukan sejumlah upaya untuk memastikan bidang ilmu falak semakin diminati masyarakat. Guru Besar UIN Alauddin Makassar itu mengajak untuk menjaga kondusifitas bangsa dalam menjalankan berbagai aktivitas keagamaan.
“Pertemuan ini diharapkan bisa mengurangi perbedaan-perbedaan yang ada. Saya kira tidak mudah untuk menyatukan perbedaan itu. Saya tidak mengatakan tidak mungkin, tapi tidak mudah untuk menyatukan perbedaan yang ada. Itulah uniknya Indonesia yang penuh keragaman ini,” kata Kamaruddin. Kamaruddin menjelaskan, Indonesia dikenal sebagai negara demokratis yang menghargai perbedaan, serta menjunjung tinggi nilai keagamaan. “Karenanya, kita harus jaga kondisi ini agar tetap rukun dan damai,” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Adib memberi arahan untuk tetap menjaga suasana yang kondusif di tengah prediksi perbedaan awal bulan Ramadan 1445 Hijriah. Hal ini disambut positif oleh para peserta yang hadir dari berbagai lembaga dan ormas Islam. Selanjutnya, Adib menekankan adanya peningkatan kerja sama antarsektoral terkait kaderisasi tenaga hisab rukyat serta penguatan-penguatan kegiatan hisab rukyat yang bermanfaat bagi masyarakat umum. Hadir dalam pertemuan itu, perwakilan dari Badan Informasi Geospasial (BIG), BMKG, Planetarium Jakarta, Peradilan Agama, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Persatuan Islam, Al Washliyah, Al Irsyad, Persatuan Umat Islam, UIN Syarif HIdayatullah, Universitas Muhammadiyah Jakarta dan Ahli Hisab Rukyat dari sejumlah wilayah.